.....sekedar info content blog ini BUKAN MURNI sepenuhnya hasil karya pemilik blog oleh sebab itulah setiap content dari blog ini "dicantumkan" dengan tulisan sumber atau asal kontent blog ini berasal, terimaksih sebelumnya....




.....Informasi Reader Saat ini tampilan Terbaik content blog dapat dinikmati dengan
Opera Browser
Dan IE Browser 7 ke atas



Wednesday, April 15, 2009

Bahaya Pornografi Berbalut Seni


Fenomena pornografi sangatlah marak pada saat ini, mulai dari media, surat kabar, tabloid, majalah dan lain lain, yang mempertontonkan poster ataupun gambar wanita dengan pakaian setengah telanjang sebagai bahan beritanya dan semua itu tenggelam dalam pembelaan bahwa hal itu adalah sebuah seni semata.  Sebenarnya tak ada yang baru dalam kontroversi sekitar pornografi - dari kata Yunani porne artinya 'wanita jalang' dan graphos artinya gambar atau tulisan. Sudah dapat diduga bahwa masyarakat dari berbagai kalangan akan bereaksi terhadap penerbitan gambar-gambar yang dianggap melampaui ambang rasa kesenonohan mereka. Seperti biasanya pula, menghadapi reaksi masyarakat itu, para pornokrat membela dengan menuntut definisi, apa yang seni dan apa yangpornografi? Nilai estetika adalah keindahannya dan etika adalah nilai moral jadi seni harus menghadirkan estetika dan etika.

pornografi sebagai pekerjaan manusia atau proses yang sengaja dibuat untuk menimbulkan syahwat. Seni adalah tindakan sengaja atau proses penciptaan untuk menimbulkan kreativitas. Untuk memahami seni dibutuhkan kecerdasan.   untuk apa indah saja ketika itu melanggar nilai-nilai moral.Bukankah kita bisa "berseni" tanpa itu? Juga seni sangat berbeda dari pornografi yang mana adalah sebuah aksi mempertontonkan bagian tubuh tertentu untuk menstimulasi penontonnya secara seksual.Terkadang bagi saya ini terlihat seperti pengambing-hitaman seni oleh pornografi atau Pornografi berselimutkan seni. Dimana seharusnya tidak terdapat titik temu antara seni dan pornografi karena mereka berbeda. Dan mempertontonkan bagian-bagian tubuh tersebut(maaf-payudara, pantat dll) melanggar nilai budaya kita dan kalau saya tidak salah itu melawan hukum juga.

Teori Estetika modernis tegas menganggap pornografi bukan seni dan merekomendasikan agar pornografi ditiadakan atau dikontrol ketat karena secara sosial berbahaya. Estetika posmodern juga merekomendasikan pornografi dienyahkan, bukan karena pertimbangan seni atau bukan seni, melainkan karena mengeksploitasi keperempuanan sebagai komoditas, dan merendahkan martabat perempuan. Jadi pornografi tidak dapat dibela dari dalam teori estetika, lama maupun baru. Pornografi memang bukan masalah estetika, melainkan masalah etika.pornografi tidak dapat berlindung di belakang kebebasan pers. Apa yang disebut kebebasan pers bukan kebebasan subyektif yang berkaitan dengan etika privat, melainkan kebebasan yang sifatnya politik berkaitan dengan etika sosial. Artinya, kebebasan pers tidak dapat dilepaskan dari keterikatannya pada ruang sosial bersama.

Tekadang Seni/art itu sering bersembunyi Di balik lensa kamera yang subyektivitasnya begitu pongahkah ? Di balik sisi kehidupan glamor para modelnya? Atau ia berlindung di balik didisiplin ilmu fotografi dan sinematografi yang diperoleh selama bertahun-tahun menimba sumur ilmu di negeri orang? Ataukah telah ditelan oleh ular lain yang lebih berbisa? (Bisa 'ngibul maksudnya!) Pertanyaannya sekarang: apakah sedemikian hebatnya disiplin ilmu yang satu ini sampai-sampai mampu menjadi juri atau hakim atas pengadilan pornografi.

Betapa ruas-ruas jalan di kota-kota besar seperti Jakarta kini terus dihiasi dengan gambar-gambar perempuan dalam pose telanjang, baik di majalah maupun tabloid. Gambar-gambar itu bukan hanya menjadi konsumsi kalangan laki-laki dewasa, melainkan juga telah menjadi tontonan ABG, bahkan anak bawah usia. Buku-buku yang mendeskripsikan secara terang adegan-adegan ranjang demikian menjamur di kalangan para pelajar. Film-film biru dengan mudah dapat dijumpai dan diperoleh di pinggir-pinggir jalan dan trotoar Ibu Kota.  apakah ini sebuah seni? jawablah dengan nurani dan hati anda.

Secara tahukah kita bahwa Pornografi memiliki efek negatif, Paparan materi pornografi secara terus-menerus menyebabkan kecanduan (adiksi) yang pada akhirnya mengakibatkan jaringan otak mengecil dan fungsinya terganggu. Dampaknya lebih parah dari kerusakan otak akibat kokain.Dalam seminar mengenai dampak pornografi terhadap kerusakan otak di Jakarta, Senin, ahli bedah syaraf dari Rumah Sakit San Antonio, Amerika Serikat, Donald L. Hilton Jr, MD mengatakan bahwa adiksi mengakibatkan otak bagian tengah depan yang disebut Ventral Tegmental Area (VTA) secara fisik mengecil.pornografi sama juga dengan candu lainnya karena akan merusak fisik dan psikis, dan melanggar norma kesusilan.Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik dan apa pula yang dianggap buruk.

Kecanduan pornografi sama prosesnya dengan kokain dan zat adiktif lainnya. paparan pornografi menyebabkan perubahan konstan pada neurotransmitter dan melemahkan fungsi kontrol. Seseorang yang kecanduan pornografi tak bisa mengontrol perilaku seksnya dan mengalami gangguan memori. Kondisi ini tidak terjadi segera, tetapi melalui tahapan dan ditandai tindakan impulsif kecanduan dan perubahan perilaku.Kerusaka otak akibat enduan ini lebih berat dibandingkan dengan jenis kecanduan lainnya. Kecanduan pornografi dan narkoba mengakibatkan kegagalan adaptasi sosial. dan juga merusak fungsi otak dan struktur otak dengan pola yang sama dengan gejala gejala adiksi fisiology karena obat obatan dan alkohol. Bila gangguan perilaku dan kemampuan intelegensia meluas hal itu akan memeperburuk kemampuan, kesehatan fisik, mental dan sosial.

lalu bagaimana cara menghilangkan kecanduan terhadap pornografi:
1. Motivasi diri agar melakukan kegiatan apapun yang bermanfaat supaya lepas dari kecanduan. Selalu ingat selalu akibat fatal dari candu pornografi(lebih baik lagi jika ada dukungan dari orang lain).
2. Menciptakan situasi aman dari materi pornografi dengan menghambat akses pecandu terhadap berbagai bentuk materi pronografi. (Perlu kerjasama dari berbagai pihak)
3. Membentuk kelompok pendukung dengan konselor dan terapis.
4. Meningkatkan spiritualitas & Iman Kepada Tuhan

Adapun hasil survei yang dilakukan Komisi Nasional Perlindungan Anak terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar di Indonesia tahun 2007 menunjukkan, sebanyak 97 persen dari responden pernah menonton film porno, sebanyak 93,7 persen pernah ciuman, petting, dan oral sex, serta 62,7 persen remaja yang duduk di bangku sekolah menengah pertama pernah berhubungan intim, dan 21,2 persen siswi sekolah menengah umum pernah menggugurkan kandungan.

Sebuah data yang mengejutkan memaparkan bahwa saat ini 93,7 Persen Anak Indonesia Pernah Ciuman, Petting, dan Oral Sex, suatu hasil yang menusuk bangsa ini yang katanya sebagai penduduk muslim terbesar di dunia mengapa hal ini bisa terjadi, semua ini bisa terjadi karena suatu dampak buruk kapitalisme, dimana hampir semua media menayangkan adegan seperti ini dari korang 3000 perak (lampu merah) sampai harga puluhan ribu (Popular, Playboy, ME) dan hampir semua media menampilkan gambar foto yang fulgar, dan hal ini telah terjadi perubahan moral bangsa ini.

Menghadirkan agama apalagi hanya satu tafsir tertentu dalam agama ke dalam dunia seni, sungguh sangat musykil. Di antara dua entitas ini, agama dan seni, terdapat jurang pemisah yang amat dalam. Agama sebagaimana dikemukakan di dalam fikih Islam memiliki perhatian yang rendah terdapat dunia seni ini, karena di dalamnya selalu dimungkinkan terjadinya sejumlah kemaksiatan. Agama mengatur secara amat ketat menyangkut hubungan laki dan perempuan yang bukan mahram. Tidak boleh ada persentuhan fisik. Sementara seni meniscayakan adanya perjumpaan dan persentuhan fisikal., maka agama melalui fikih Islam justru hadir untuk membatasi totalitas itu.

Setiap masyarakat memiliki standar moralitas yang tanpa itu eksistensi masyarakat itu sendiri goyah atau bahkan berakhir. Moralitas pada dasarnya berfungsi melindungi baik dunia sosial bersama maupun dunia subyektif masing-masing individu. Tentu standar moralitas itu juga berkembang bersama perkembangan masyarakatpendukungnya. Potensi-potensi kreatif dalam masyarakat sewaktu-waktu akan tampil menawarkan alternatif, juga unsur-unsur luar akan ikut bertarung mendapatkan tempat berpijak dalam masyarakat.

Mengapa mencari pembenaran atas dasar ketetapan yang bukan berasal dari hati nurani yang bersih yang berada di luar sana, dan jelas-jelas terkapar dihajar oleh logika sederhana. Mengapa seni lantas dijadikan kambing-hitam atas segala kecenderungan untuk menelanjangkan  diri di satu sisi, dan di sisi lain seni ditinggalkan dengan mengatasnamakan moral dan kejahatan. Mengapa tidak bicara atas nama hati nurani yang jujur. Bukankah para budayawan dan seniman dikenal dengan kejujurannya.Maka mulai saat ini mari kita kampanyekan gerakan NO Pornografi, karena tidak ada manfaat positif dari sebuah pornografi, juga tidak ada tempat pembenaran atas persembunyiaan pornografi pada sebuah seni. semua hanyalah pembenaran atas kebohongan semata. Maka Hentikan semua Pornografi yang mengatasnamakan Seni. Selamatkan Indonesia dari Pornografi. Tanggapan saran dan kritik alamatkan ke erwinarianto@gmail.com


"Katakanlah kepada wanita yang beriman : hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya kecuali yang (biasa) nampak dari pada nya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada muhrimnya. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah swt hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung" (surat An Nur ayat 31.)
 
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat" (Surat An Nur ayat 30)

"Anti pornografi itu nggak munafik. Yang munafik itu justru ORANGYANG MENGATASNAMAKAN SENI UNTUK PORNOGRAFI" Jonru

Pornografi juga tidak terkait dengan agama atau budaya tertentu. Pornografi sangat bertentangan dengan moral dan akan menyebabkan penyakit mental dan kejahatan.


Dari berbagai sumber
erwin Arianto
10 April 2009
Http://erwin-informasi.blogspot.com

No comments:

Post a Comment